Makalah Ilmu Pendidikan
“Perkembangan Peserta Didik”
Di
susun oleh :
Edy
Darmawan 12401244027
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN &
HUKUM
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum.wr.wb
Puji
syukur kami pannjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Ridhonya penulis
bisa menyelesaikan makalah Ilmu Pendidikan ini yang berjudul “Perkembangan
Peserta Didik”. Makalah ini mungkin masih perlu dikembangkan dan masih jauh
dari kesempurnaan.
Dalam
makalah ini membahas tentang perkembangan perserta didik, jadi dalam
mempelajari makalah ini diharapkan pembaca mampu memahami tentang berbagai
perkembangan peserta didik yang dialami.
Saya
sebagai pebulis, sangat memohonmasukan-masukan yang membangan demi perbaikan makalah
ini. Saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini, saya selaku penulis, sebelum dan sesudahnya
mengucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum.wr.wb
Yogyakarta 23
Mei 2013
Edy Darmawan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang krusial yang
dibutuhkan oleh manusia. Karena dengan pendidikanlah manusia itu bisa
memperbaiki kelas sosialnya. Tetapi di sisi lain dalam dunia pendidikan
terdapat hal pokok yang bisa menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu
pendidikan itu.
Perkembangan peserta didik, itulah hal yang menjadi
tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu pendidikan. Dalam dunia pendidikan guru
dituntut untuk bisa membuat peserta didik menjadi lebih baik dan sadar akan
nilai-nilai yang luhur. Disisi lain juga guru harus mengetahui tentang kemajuan
atau perkembangan dari peserta didik atau para siswanya. Hal ini dikarnakan
agar guru sebagai pendidik bisa memberi tindakan yang tepat dalam mendidik.
Perkembangan peserta didik merupakan salah satu
tujuan dari guru sebagai pendidik. Dalam hal ini perkembangan peserta didik
terdiri dari beberapa aspek, berikut lebih lengkap di Bab selanjutnya.
B.
Rumusan
Masalah
I.
Apa yang dimaksud dengan perkembangan
Peserta didik ?
II.
Bagaimana Perkembangan peserta didik
(SD, SMP,dan SMA) ?
III.
Apa manfaat dari mempelajari
perkembangan peserta didik ?
C.
Tujuan
I.
Memahami pengertian Perkembangan Peserta
Didik .
II.
Memahami karakteristik Perkembangan Dari
Peserta Didik.
III.
Mengetahui Manfaat dari mempelajari
Perkembangan Peserta Didik.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Pengertian
Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Sosok peserta
didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lian untuk
bisa tumbuh dan berkembang kea rah kedewasaan. Ia adalah sosok yang mengalami
perkembangan sejak lahir sampai meninggal dengan pertumbuhan-pertumbuhan atau
perubahan-perubahan yang terjadi secara wajar. Istilah peserta didik dalam pendidikan
formal/sekolah jenjang dasar dan menengah, dikenal dengan nama anak didik atau
siswa, pada pendidikan pondok pesantren anak didik disebut santri, dan pada
lingkungan pendidikan dalam keluarga anak didik disebut anak. Namun pendidikan
pada lembaga nonformal tertentu seperti kelompok belajar paket C atau lembaga
kursus, peserta ajar yang terkadang bisa terdiri dari para orang tua.
Menurut Sutari Imam Bernadib (1995) peserta didik
sangat tergantung dan membutuhkan bantuan dari orang lain yang memiliki
kedewasaan. Sebagai anak, peserta didik masih dalam kondisi lemah, kurang
berdaya, belum bisa mandiri, dan serba kekurangan dibanding orang dewasa, namun
dalam dirinya terdapat potensi atau bakat-bakat dan disposisi luar biasa yang
memungkinkan tumbuh dan berkembang melaluia pendidikan.
II.
Pertumbuhan
dan Perkembangan Peserta didik
Sebagai manusia yang memiliki potensi kodrati,
peserta didik memungkinkan untuk bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok
mahlukyang sempurna (a fully functionging
person). Istilah pertumbuhan diri peserta didik lebih diartikan sebagai
bertambahnya tinggi badan,berat badan, semakin efektifnya fungsi-fungsi otot
dan organ fisik, panca indera, kekekaran tubuh, dan lain-lain menyangkut
kemajuan aspek fisik. Sedangkan istilah perkembangan diartikan sebagai semakin
optimalnya kemajuan aspek psikhis peserta didik sperti kemampuan cipta, rasa,
karsa, kaya, kematangan pribadi, pengendalian emosi ,kepekaan spiritualitas, keimanan
dan ketaqwaan. Menurut Hurlock (1992) perkembangan adalah serangkaian perubahan
progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Banyak teori dari para ahli yang menjelaskan
bagaimana proses dan pentahapan pertumbuhan dan perkembangan pada diri peserta
didik mulai dari masa anak-anak sampai dewasa. Masing-masing tahap merupakan
masa peka peserta didik terhadap kebutuhan tertentu yang membutuhkan perlakuan
yang sesuai dari pendidik. Mengenai masa peka ini dikemukakan pertama kali oleh
Maria montessori dengan istilah ”sensitive periods”. Tugas pendidik
adalah mengenali masa peka yang ada pada diri peserta didik yang kemudian
memberikan pelayanan dan perlakuan yang tepat.
III.
Perkembangan
Peserta Didik
Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari
pengkajian dan penerapan Psikologi perkembangan. Dalam pengkajian mata kuliah
perkembangan peserta didik difokuskan pada perkembangan individu sebagai
peserta didik dan institusi pendidikan. Tujuan akhir dari perspektif pendidikan
adalah untuk membantu hidup individu menjadi kehidupan yang berarti dan
produktif.
Perspektif
sepanjang rentang kehidupan manusia menjelaskan adanya tujuh karakteristik
dasar yang harus dipahami untuk melihat perkembangan manusia, yaitu :
1. Perkembangan
adalah seumur hidup. Perkembangan individu menyangkut berbagai macam perubahan
dari hasil interaksi-interaksi factor-faktor akan berlangsung secara
berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan.
2. Perkembangan
sifat multidimensional. Perkembangan individu terdiri dari beberapa macam
dimensi atau ranah perkembangan seperti factor fisik, intelektual yang
menyangkut perkembangan kognitif dan bahasa, emosi, sosial, dan moral.
3. Perkembangan
adalah multidireksional. Ranah-ranah perkembangan mengalami perubahan dengan
arah tertentu. Sebagai contoh, pada masa bayi, perkembangan yang tumbuh pesat
adalah fisik, yang kecepatan arah pertumbuhannya tidak sama dengan ranah yang
lain. sementara pada masa anak-anaka awal, perkembangan emosi dan sosial
berkembanglebih pesat dibandingkan dengan perkembangan yang lain.
4. Perkembangan
bersifat lentur (plastis). Hal ini berarti perkembangan berbagai macam ranah
distimulasi untuk berkembang secaramaksimal. Sebagai contoh, kelenturan
berfikir anak-anak dapat diasah sejak dini dengan memberikan latihan-latihan
pada anak untuk terbiasa memecahkan maslah dengan baik dengan berbagai macam
cara dari hasil eksplorasinya.
5. Perkembangan
selalu melekat dengan sejarah. Bagaimanapun perkembangan individu tidak dapat
lepas dengan keadaan disekitarnya. Sebagai contoh, perkembangan emosi pada era
tahun 66-an dan 90-an akan menyebabkan individu yang hidup pada dua era
tersebut akan memiliki kekhasan sendiri dalam merespon.
6. Perkembangan
bersifat multidisipliner. Berbagai macam ahli dan peneliti dari disiplin ilmu
seperti Psikologi, Sosiologi, Antropologi, Neurosains, Kesehatan Mental, dan
kedokteran mempelajari perkembangan manusia dengan berbagau macam persoalannya.
7. Perkembangan
bersifat konstektual. Hal ini berarti bahwa perkembangan individu mengikuti kondisi saat itu.
Perkembangan bersifat konstektual secara lebih dalam dapat dipahami dengan
menghubungkan tiga komponen, yaitu :
a. Pengaruh
tingkat usia secara normative, yaitu adanya pengaruh biologis dari lingkungan
yang sama pada kelompok tertentu. Sebagai contoh, di Indonesia usia mulai masuk
sekolah dasar rata-rata adalah pada usia 7 tahun. Untuk usia pension, rata-rata
orang Indonesia pada usia 60 tahun.
b. Pengaruh
keadaan sejarah secara normative, yaitu adanya pengaruh biologis dari
lingkungan yang dihubungkan dengan sejarah. Sebagai contoh, adanya pengaruh
keadaan pada suatu waktu dapat meliputi dampak pada keadaan ekonomi, perubahan
politik misalnya setelah perubahan politik di Indonesia dari orde lama ke orde
baru, dan sejak tahun 1998 menjadi era reformasi yang diantaranya bercirikan adanyakebebasan berpendapat adanya
sifat keterbukaan dalam panggung politik.
c. Pengaruh
peristiwa, kehidupan yang nin-normatif, yaitu peristiwa kehidupan yang tidak
biasa, yang tidak terjadi pada semua orang dan seringkali tidak bisa
diramalkan, sebagai contoh, peristiwa bencana alam yang dialami oleh masyarakat
Yogyakarta dan jawa tengah pada tanggal 27 Mei 2006. Peristiwa ini
mengakibatkan dampak-dampak secara fisik maupun psikis bagi para korban.
IV.
Perkembangan
Intelektual Anak
Perkembangan intelektual anak menurut penelitian J. Piaget dapat dibagi menjadi 3 taraf
yaitu :
1.
Fase
pra-operasional, sampai usia 5-6 tahun, masa pra-sekolah,
jadi tidak berkenan dengan anak sekolah. Pada taraf ini ia belum dapat mengadakan perbedaan yang tegas antara
perasaan dan motif pribadinya dengan dunia luar. Misalnya ia mengatakan, bahwa
matahari bergerak karena didorong tuhan, dan bintang-bintang, seperti ia
sendiri, harus tidur. Ia belum memahami konsep “reservibility”, misalnya bahwa
benda yang diubah bentuknya, misalnya yang terbuat dari tanah liat, dapat
dikembalikan (di-reverse) kepada bentuk semula. Karena itu dia belum dapat
memahami dasar matematika dan fisika yang fundamental. Pada tahap ini untuk
menyampaikan konsep-konsep sangat terbatas.
2.
Fase
operasi konkrit. Pada taraf ke-2 ini operasi itu
“internalized” artinya dalam menghadapi suatu masalah ia tidak perlu
memecahkannya dengan percobaan dan perbuatan yang nyata; ia telah dapat
melakukan dalam pikirannya. Internalisasi ini sangat penting karena dengan itu
ia telah memiliki system simbolis yang menggambarkan dunia ini. Namun pada
taraf operasi konkrit ia hanya mendapatkan memecahkan masalah yang langsung
dihadapinya secara nyata. Ia belum mampu memecahkan masalah yang dihadapinya
secara nyata atau konkrit. Ia belum sanggup mengantisipasi hal-hal yang tidak
ada. Ia belum sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan alternative untuk memecahkan suatu masalah. Pada usia
antara 10-14 tahun anak itu lambat laun beralih ketahap ke-3 yaitu “formal operations”
3.
Fase
operasi formal, pada taraf ini anak itu telah sanggup
beroperasi berdasarkan hipotesis dan tidak lagi dibatasi oleh apa yang langsung
dihadapinya atau apa yang telah dialaminya sebelumnya.ia telah dapat
menghubungkan variable-variabel yang mungkin atau hubungan-hubungan yang dapat
diselidiki kebenarannya melalui eksperimen atau observasi. Pada tahap ini, ia
dapat memberikan pernyataan formal tentang ide-ide yang konkrit.
V.
Perkembangan
Peserta Didik
A. Periode
Sekolah Dasar (SD)
Dalam psikologi perkembangan usia peserta didik
Sekolah Dasar (SD) berada dalam periode late
childhood (akhir masa kanak-kanak), yakni kira-kira berada dalam rentan
usia antara 6-7 tahun samapi tiba saatnya individu menjadi matang secara
seksual sekitar usia 13 tahun. Dalam periode ini terdapat 3 perkembangan yaitu
: pertama, perkembangan aspek
kognitif, kedua,perkembangan aspek
afektif, dan ketiga,perkembangan
aspek psikomotor.
Pertama,
perkembangan kognitif berkaitan dengan kemampuan berfikir mencakup kemampuan
intelektual, mulai dari kemampuan mengingat sempai dengan kemampuan memecahkan
masalah. Sifat khas usia SD atau masa akhir anak-anak amat realistic, ingin
tahu, dan ingin belajar. Sebagian besar anak pada masa ini belum mampu memahami
konsep abstrak.
Kedua, kemampuan aspek
afektif berhubungan dengan perasaan, emosi system nilai dan sikap hati yang
menunjukan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Serta biasanya dalam
waktu ini anak-anak sering mengalami emosi yang hebat.
Ketiga, perkembangan Aspek
Psikomotor berkaitan dengan ketrampilan motoric yang berhubungan dengan anggota
tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf otot dan otak.
Penting untuk diperhatikan bahwa semua ketrampilan masa kank-kanak mempengaruhi
sosialisasi anak secara langsung maupun tidak langsung hal ini sangat membantu
anak-anak dalam perkembangannya menuju usia dewasa.
B. Periode
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Dalam perkembangannya, siswa tahap usia SMP berada
pada tahap periode perkembangan yang sangat pesat dari segala aspek. Berikut
ini disajikan dari 3 aspek, yaitu :
Pertama,
perkembangan kognitif dalam tahap ini berkembang 7 kecerdasan dalam Multiple Intelligences yang dikemukakan
oleh gardner (1993), yaitu : kecerdasan linguistic, kecerdasan logis-matematis,
kecerdasan musical, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik-ragawi,
kecerdasan intra-pribadi, dan kecerdasan antar pribadi.
Kedua, perkembangan aspek
psikomotor, tahap ini merupakan suatu aspek yang penting . karena perkembangan
ini berkaitan dengan tingkah laku dari siswa tersebut.
Ketiga, perkembangan
afektif, tahap ini meliputi emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap
peserta didik. Bloom (brown, 2000) memberikan definisi tentang ranah afektif
yang terbagi atas lima tatanan afektif yang
implikasinya dalam siswa SMP kurang lebih sebagai berikut : (1) sadar akan
situasi, denomena, masyarakat, dan objek sekitar; (2) responsive terhadap
stimulus-stimulus di lingkungan mereka; (3) bisa menilai; (4) sudah mulai
mengorganisir nilai-nilai dalam suatu system, dan menentukan hubungan antara
nilai-nilai yang ada; (5) sudah mulai memiliki karakteristik dan mengetahui
karakteristik tersebut dalam bentuk system nilai.
C. Periode
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Aspek perubhan-perubahan bersifat universal pada
masa remaja atau saat SMA yaitu : (1) meningginya emosiyang intensitasnya
tergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis; (2) perubahan tubuh,
minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dimainkan,
menimbulkan masalah baru; (3) dengan berubahnya minat dan pola perilaku,
nilai-nilai juga berubah, dan (4) sebagian besar remaja bersikap mendua
terhadap setiap perubahan. Semua ini akhirnya berdampak pada 3 aspek yaitu :
Pertama, perkembangan
aspek kognitif berkaitan dengan kemampuan mengingat dan menyelesaikan masalah.
Pada usia remaja ini mendekati efisiensi intelektual yang maksimal, akan tetapi
karena kekurangannya pengalaman sehingga membatasi pengetahuan dan kecakapannya
untuk memanfaatkan apa yang diketahui. Mereka mungkin sedikit kesulitan
memahami konsep abstrak, dan mungkin mereka tidak bisa memahami konsep abstrak
tersebut sepenuhnya.
Kedua, perkembangan aspek
afektif tahap ini bersangkutan dengan perkembangan dengan perasaan, emosi, dan
sikap hati yang menunjukan penerimaan atau penolakan. Perkembangan nilai, moral
peserta didik pada usia remaja memiliki warna atau ciri yang khas sesuai dengan
karakteristik perkembangannya. Sejumlah penelitian menunjukkan hasil bahwa
perkembangan internalisasi nilai-nilai, moral dan sikap banyak terjadi melalui
identifikasi dengan orang-orang yang dianggapnya sebagai model atau tokoh yang
dia sukai.
Ketiga, perkembangan
aspek psikomotorik yang dilalui peserta didik pada usia SMA memiliki kekhususan
yang antara lain ditandai oleh perubahan-perubahan ukuran tubuh, ciri kelamin
primer, dan ciri kelamin sekunder. Perkembangan psikomotorik yang dialami
peserta didik usia SMA mempengaruhi perkembangan tingkah laku, yang ditampakkan
pada perilaku yang canggung dalam proses penyesuaian diri mereka, isolasi diri
dari pergaulan, perilaku emosional, dan lain-lain.
D. Mengembangkan
Profil Siswa
Masing-masing pelajar sama uniknya dengan sidik
jari. Lahir dengan kecenderungan dan kemampuan-kemampuan fisik bawaan,
masing-masing anak memiliki pengalaman yang membentuk otak menjadi suatu mesin
pembelajaran, dengan kemampuan istimewanya sendiri untuk menerjemahkan dan
memproses dunia. Ditambah dengan kemampuan-kemampuan kognitif, kita juga masing-masing
juga mengembangkan apa yang dinamakan sebagai emotional threshold (emosi ambang pintu). Berdasarkan pada
kepribadian kita, sensitivitas kita, dan factor-faktor stress dalam kehidupan
kita, kita mengembangkan suatu batasan seberapa besar tekanan, kekacauan, dan
kerancuan yang bisa kita tangani tanpa
masuk kedalam tanggapan yang refleksif.
Misalkan dalam ruang kelas seorang guru atau
pendidik memandang tajam dan bersuara keras untuk memerintahkan seorang murid
(membentaknya). Maka seorang murid mungkin hatinya akan kacau dan mungkin akan
bercerita pada kepada orang tuanya. Misalkan apabila memberi perintah dengan
membuat senyum atau tertawa maka itu akan berbeda dan sama sekali tidak akan
mengacaukan suasana hati dari peserta didik.
Kita harus mengetahui ambang atau batasan emosi dari
peserta didik kita. Pendidik akan merasa lebih memahami mereka, dan dapat
secara efektif mengembangkan mereka. Salah satu cara yang paling efektif adalah
dengan cara mencatat profil atau sifat yang dominan dari siswa dalam 1 pekan.
VI.
Manfaat
Mempelajari Perkembangan Peserta Didik
Dalam setiap perkembangan manusia mempunyai
karakteristik yang khas dan tugas-tugas perkembangan yang bermanfaat sebagai
petunjuk arah perkembangan yang normal. Tugas-tugas perkembangan tersebut juga
sangan berhubungan dengan pendidikan yang diterima oleh individu. Pendidikan
menentukan tugas apakah yang dapat dilaksanakan seseorang pada masa-masa
tertentu.
Bagi para pendidik dengan berbagai macam peran yang
sudah ada, harapannya adalah dapat mengetahui dan memahami perkembangan dan
karakteristik peserta didik. Hal ini sangatlah penting karena “transfer of learning” dalam proses
belajar mengajar dapat tersampaikan dan dapat diterima oleh peserta didik
dengan baik. Dengan memahami perkembangan peserta didik tersebut, para pendidik
dapat menggunakan teknik-teknik yang tepat untuk mempelajari kemampuan, minat,
dan tingkat persiapan belajar peserta didik. Selain itu juga mampu
mempertimbangkan bermacam-macam prosedur mengajar, serta mampu menganalisi dan
meneliti cara belajar, kekuatan dan kelemahan belajar dari para peserta
didiknya,
Secara umum, manfaat mempelajari perkembangan
peserta didik dapat dirasakan oleh pendidik dan perserta didik :
A. Bagi
Pendidik
i.
Memberikan gambaran tentang perkembangan
Manusia sepanjang rentang kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi aspek
fisik, intelektual, emosi, sosial, dan moral.
ii.
Memberikan gambaran tentang bagaimana
proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan peserta
didik.
B. Bagi
Peserta Didik
i.
Memiliki pengetahuan konsep-konsep
perkembangan peserta didik sebagai individu maupun mahluk sosial dalam
menjalani tahapan perkembangan dari pranata hingga lanjut usia.
ii.
Mampu menerapkan pengetahuan yang
dimilki dalam proses pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangannya.
BAB III
Kesimpulan
Pada
dasarnya dan tidak bisa dipungkiri bahwa Perkembangan dari Peserta didik
merupakan hal yang krusial. Perkembangan peserta didik pada tahap usia SD, SMP,
dan SMA berbeda beda, jadi pendidik harus tahu dan menegerti metode apa yang
harus dia pakai untuk menyampaikan suatu konsep.
Peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pendidikan. Mempelajari Peserta Didik dan juga memahaminya
mempunyai menfaat bagi guru sebagai pendidik dan Siswa sebagai Peserta didik.
Perkembangan peserta didik bisa dilihat dari aspek kognitif, aspek afektif, dan
aspek psikomotori.
Pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik itu berbeda, dimana pertumbuhan peserta didik
itu hanya lebih fokus pada pertumbuhan fisik dari peserta didik, tetapi apabula
perkembangan peserta didik itu dilihat dari perubahan daya pikir, emosi, dan
kecerdasannya.
Daftar Pustaka
Dwi Siswoyo,dkk. 2011. ILMU PENDIDIKAN. Yogyakarta: UNY Press
Rita Eka Izzaty, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNYpress
Nazarudin. 2007. Manajemen
Pembelajaran. Yogyakarta: Teras
Nasution,
S. 2011. Berbagai Pendekatan dalam Proses
Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Kaufeldt,
Martha. 2008. Wahai Guru Ubahlah Cara
Mengajarmu (terj. Hendarto Raharjo). Jakarta: Indeks