Wednesday 18 December 2013


This is real and think that !
Orang-orang terkadang banyak yang bilang “hidup itu pilihan !” ia kan ?. tapi terkadang hidup itu tidak memberi kita pilihan. Terkadang hidup itu menuntut, dimana kita sama sekali tidak diberi kesempatan untuk memilih sama sekali. Pernahkah anda terdapat di posisi dimana anda tidak menginginkannya ? pasti pernah. Disitu anda dituntut untuk menjalani kehidupan tanpa anda menyukainya. Sebagai contoh, dan coba pikirkan apabila orang lain yang melakukan kesalahan akan tetapi kita yang mendapat batunya. Tentu saja kita jika ditanya “apakah mau ?” pasti kita semua jawab “tidak”. Ia kan ?. Akan tetapi disini kita tidak diberi pilihan, disini kita dituntut untuk menjalani dan menghadapi itu.
Banyak orang juga bilang “hidup itu bukan permainan !”, akan tetapi banyak orang yang tidak mengetahui untuk apa dia hidup, dan apa tujuan mereka bertahan hidup. Terlalu banyak orang yang mempermainkan hidup untuk memperjuangkan materi dunia, saling berlomba dalam mengumpulkan kekayaan tanpa melihat dan peduli keadaan orang-orang yang masih menderita di luar sana. Mereka terkadang bersifat acuh dan bertindak seolah tidak tahu dan memang tidak ingin tahu. “hidup itu bukan permainan” ? atau “permainkan hidup ?” secara tidak langsung mereka banyak berkata “hidup bukan permainan” akan tetapi banyak dari mereka yang mempermainkan hidup.

*Intermezo.

Tuesday 17 December 2013


Makalah Ilmu Pendidikan
“Perkembangan Peserta Didik”



Di susun oleh :
Edy Darmawan                       12401244027



PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN & HUKUM
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013


Kata Pengantar
Assalamu’alaikum.wr.wb
Puji syukur kami pannjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Ridhonya penulis bisa menyelesaikan makalah Ilmu Pendidikan ini yang berjudul “Perkembangan Peserta Didik”. Makalah ini mungkin masih perlu dikembangkan dan masih jauh dari kesempurnaan.
Dalam makalah ini membahas tentang perkembangan perserta didik, jadi dalam mempelajari makalah ini diharapkan pembaca mampu memahami tentang berbagai perkembangan peserta didik yang dialami.
Saya sebagai pebulis, sangat memohonmasukan-masukan yang membangan demi perbaikan makalah ini. Saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, saya selaku penulis, sebelum dan sesudahnya mengucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu’alaikum.wr.wb
Yogyakarta  23 Mei 2013


Edy Darmawan






BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang krusial yang dibutuhkan oleh manusia. Karena dengan pendidikanlah manusia itu bisa memperbaiki kelas sosialnya. Tetapi di sisi lain dalam dunia pendidikan terdapat hal pokok yang bisa menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu pendidikan itu.
Perkembangan peserta didik, itulah hal yang menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu pendidikan. Dalam dunia pendidikan guru dituntut untuk bisa membuat peserta didik menjadi lebih baik dan sadar akan nilai-nilai yang luhur. Disisi lain juga guru harus mengetahui tentang kemajuan atau perkembangan dari peserta didik atau para siswanya. Hal ini dikarnakan agar guru sebagai pendidik bisa memberi tindakan yang tepat dalam mendidik.
Perkembangan peserta didik merupakan salah satu tujuan dari guru sebagai pendidik. Dalam hal ini perkembangan peserta didik terdiri dari beberapa aspek, berikut lebih lengkap di Bab selanjutnya.
B.     Rumusan Masalah
I.                    Apa yang dimaksud dengan perkembangan Peserta didik ?
II.                 Bagaimana Perkembangan peserta didik (SD, SMP,dan SMA) ?
III.               Apa manfaat dari mempelajari perkembangan peserta didik ?

C.     Tujuan
I.                    Memahami pengertian Perkembangan Peserta Didik .
II.                 Memahami karakteristik Perkembangan Dari Peserta Didik.
III.               Mengetahui Manfaat dari mempelajari Perkembangan Peserta Didik.




BAB II
PEMBAHASAN
                   I.            Pengertian Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Sosok peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lian untuk bisa tumbuh dan berkembang kea rah kedewasaan. Ia adalah sosok yang mengalami perkembangan sejak lahir sampai meninggal dengan pertumbuhan-pertumbuhan atau perubahan-perubahan yang terjadi secara wajar. Istilah peserta didik dalam pendidikan formal/sekolah jenjang dasar dan menengah, dikenal dengan nama anak didik atau siswa, pada pendidikan pondok pesantren anak didik disebut santri, dan pada lingkungan pendidikan dalam keluarga anak didik disebut anak. Namun pendidikan pada lembaga nonformal tertentu seperti kelompok belajar paket C atau lembaga kursus, peserta ajar yang terkadang bisa terdiri dari para orang tua.
Menurut Sutari Imam Bernadib (1995) peserta didik sangat tergantung dan membutuhkan bantuan dari orang lain yang memiliki kedewasaan. Sebagai anak, peserta didik masih dalam kondisi lemah, kurang berdaya, belum bisa mandiri, dan serba kekurangan dibanding orang dewasa, namun dalam dirinya terdapat potensi atau bakat-bakat dan disposisi luar biasa yang memungkinkan tumbuh dan berkembang melaluia pendidikan.

                II.            Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta didik
Sebagai manusia yang memiliki potensi kodrati, peserta didik memungkinkan untuk bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok mahlukyang sempurna (a fully functionging person). Istilah pertumbuhan diri peserta didik lebih diartikan sebagai bertambahnya tinggi badan,berat badan, semakin efektifnya fungsi-fungsi otot dan organ fisik, panca indera, kekekaran tubuh, dan lain-lain menyangkut kemajuan aspek fisik. Sedangkan istilah perkembangan diartikan sebagai semakin optimalnya kemajuan aspek psikhis peserta didik sperti kemampuan cipta, rasa, karsa, kaya, kematangan pribadi, pengendalian emosi ,kepekaan spiritualitas, keimanan dan ketaqwaan. Menurut Hurlock (1992) perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Banyak teori dari para ahli yang menjelaskan bagaimana proses dan pentahapan pertumbuhan dan perkembangan pada diri peserta didik mulai dari masa anak-anak sampai dewasa. Masing-masing tahap merupakan masa peka peserta didik terhadap kebutuhan tertentu yang membutuhkan perlakuan yang sesuai dari pendidik. Mengenai masa peka ini dikemukakan pertama kali oleh Maria montessori  dengan istilah ”sensitive periods”. Tugas pendidik adalah mengenali masa peka yang ada pada diri peserta didik yang kemudian memberikan pelayanan dan perlakuan yang tepat.










             III.            Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan Psikologi perkembangan. Dalam pengkajian mata kuliah perkembangan peserta didik difokuskan pada perkembangan individu sebagai peserta didik dan institusi pendidikan. Tujuan akhir dari perspektif pendidikan adalah untuk membantu hidup individu menjadi kehidupan yang berarti dan produktif.
Perspektif sepanjang rentang kehidupan manusia menjelaskan adanya tujuh karakteristik dasar yang harus dipahami untuk melihat perkembangan manusia, yaitu :
1.      Perkembangan adalah seumur hidup. Perkembangan individu menyangkut berbagai macam perubahan dari hasil interaksi-interaksi factor-faktor akan berlangsung secara berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan.
2.      Perkembangan sifat multidimensional. Perkembangan individu terdiri dari beberapa macam dimensi atau ranah perkembangan seperti factor fisik, intelektual yang menyangkut perkembangan kognitif dan bahasa, emosi, sosial, dan moral.
3.      Perkembangan adalah multidireksional. Ranah-ranah perkembangan mengalami perubahan dengan arah tertentu. Sebagai contoh, pada masa bayi, perkembangan yang tumbuh pesat adalah fisik, yang kecepatan arah pertumbuhannya tidak sama dengan ranah yang lain. sementara pada masa anak-anaka awal, perkembangan emosi dan sosial berkembanglebih pesat dibandingkan dengan perkembangan yang lain.
4.      Perkembangan bersifat lentur (plastis). Hal ini berarti perkembangan berbagai macam ranah distimulasi untuk berkembang secaramaksimal. Sebagai contoh, kelenturan berfikir anak-anak dapat diasah sejak dini dengan memberikan latihan-latihan pada anak untuk terbiasa memecahkan maslah dengan baik dengan berbagai macam cara dari hasil eksplorasinya.
5.      Perkembangan selalu melekat dengan sejarah. Bagaimanapun perkembangan individu tidak dapat lepas dengan keadaan disekitarnya. Sebagai contoh, perkembangan emosi pada era tahun 66-an dan 90-an akan menyebabkan individu yang hidup pada dua era tersebut akan memiliki kekhasan sendiri dalam merespon.

6.      Perkembangan bersifat multidisipliner. Berbagai macam ahli dan peneliti dari disiplin ilmu seperti Psikologi, Sosiologi, Antropologi, Neurosains, Kesehatan Mental, dan kedokteran mempelajari perkembangan manusia dengan berbagau macam persoalannya.

7.      Perkembangan bersifat konstektual. Hal ini berarti bahwa perkembangan  individu mengikuti kondisi saat itu. Perkembangan bersifat konstektual secara lebih dalam dapat dipahami dengan menghubungkan tiga komponen, yaitu :

a.       Pengaruh tingkat usia secara normative, yaitu adanya pengaruh biologis dari lingkungan yang sama pada kelompok tertentu. Sebagai contoh, di Indonesia usia mulai masuk sekolah dasar rata-rata adalah pada usia 7 tahun. Untuk usia pension, rata-rata orang Indonesia pada usia 60 tahun.
b.      Pengaruh keadaan sejarah secara normative, yaitu adanya pengaruh biologis dari lingkungan yang dihubungkan dengan sejarah. Sebagai contoh, adanya pengaruh keadaan pada suatu waktu dapat meliputi dampak pada keadaan ekonomi, perubahan politik misalnya setelah perubahan politik di Indonesia dari orde lama ke orde baru, dan sejak tahun 1998 menjadi era reformasi yang diantaranya  bercirikan adanyakebebasan berpendapat adanya sifat keterbukaan dalam panggung politik.
c.       Pengaruh peristiwa, kehidupan yang nin-normatif, yaitu peristiwa kehidupan yang tidak biasa, yang tidak terjadi pada semua orang dan seringkali tidak bisa diramalkan, sebagai contoh, peristiwa bencana alam yang dialami oleh masyarakat Yogyakarta dan jawa tengah pada tanggal 27 Mei 2006. Peristiwa ini mengakibatkan dampak-dampak secara fisik maupun psikis bagi para korban.



              IV.            Perkembangan Intelektual Anak
Perkembangan intelektual anak menurut penelitian J. Piaget dapat dibagi menjadi 3 taraf yaitu :
1.      Fase pra-operasional, sampai usia 5-6 tahun, masa pra-sekolah, jadi tidak berkenan dengan anak sekolah. Pada taraf ini ia belum dapat  mengadakan perbedaan yang tegas antara perasaan dan motif pribadinya dengan dunia luar. Misalnya ia mengatakan, bahwa matahari bergerak karena didorong tuhan, dan bintang-bintang, seperti ia sendiri, harus tidur. Ia belum memahami konsep “reservibility”, misalnya bahwa benda yang diubah bentuknya, misalnya yang terbuat dari tanah liat, dapat dikembalikan (di-reverse) kepada bentuk semula. Karena itu dia belum dapat memahami dasar matematika dan fisika yang fundamental. Pada tahap ini untuk menyampaikan konsep-konsep sangat terbatas.
2.      Fase operasi konkrit. Pada taraf ke-2 ini operasi itu “internalized” artinya dalam menghadapi suatu masalah ia tidak perlu memecahkannya dengan percobaan dan perbuatan yang nyata; ia telah dapat melakukan dalam pikirannya. Internalisasi ini sangat penting karena dengan itu ia telah memiliki system simbolis yang menggambarkan dunia ini. Namun pada taraf operasi konkrit ia hanya mendapatkan memecahkan masalah yang langsung dihadapinya secara nyata. Ia belum mampu memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata atau konkrit. Ia belum sanggup mengantisipasi hal-hal yang tidak ada. Ia belum sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan alternative  untuk memecahkan suatu masalah. Pada usia antara 10-14 tahun anak itu lambat laun beralih ketahap ke-3 yaitu “formal operations”
3.      Fase operasi formal, pada taraf ini anak itu telah sanggup beroperasi berdasarkan hipotesis dan tidak lagi dibatasi oleh apa yang langsung dihadapinya atau apa yang telah dialaminya sebelumnya.ia telah dapat menghubungkan variable-variabel yang mungkin atau hubungan-hubungan yang dapat diselidiki kebenarannya melalui eksperimen atau observasi. Pada tahap ini, ia dapat memberikan pernyataan formal tentang ide-ide yang konkrit.

                 V.            Perkembangan Peserta Didik
A.     Periode Sekolah Dasar (SD)
Dalam psikologi perkembangan usia peserta didik Sekolah Dasar (SD) berada dalam periode late childhood (akhir masa kanak-kanak), yakni kira-kira berada dalam rentan usia antara 6-7 tahun samapi tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual sekitar usia 13 tahun. Dalam periode ini terdapat 3 perkembangan yaitu : pertama, perkembangan aspek kognitif, kedua,perkembangan aspek afektif, dan ketiga,perkembangan aspek psikomotor.
Pertama, perkembangan kognitif berkaitan dengan kemampuan berfikir mencakup kemampuan intelektual, mulai dari kemampuan mengingat sempai dengan kemampuan memecahkan masalah. Sifat khas usia SD atau masa akhir anak-anak amat realistic, ingin tahu, dan ingin belajar. Sebagian besar anak pada masa ini belum mampu memahami konsep abstrak.
 Kedua, kemampuan aspek afektif berhubungan dengan perasaan, emosi system nilai dan sikap hati yang menunjukan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Serta biasanya dalam waktu ini anak-anak sering mengalami emosi yang hebat.
 Ketiga, perkembangan Aspek Psikomotor berkaitan dengan ketrampilan motoric yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf otot dan otak. Penting untuk diperhatikan bahwa semua ketrampilan masa kank-kanak mempengaruhi sosialisasi anak secara langsung maupun tidak langsung hal ini sangat membantu anak-anak dalam perkembangannya menuju usia dewasa.

B.     Periode Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Dalam perkembangannya, siswa tahap usia SMP berada pada tahap periode perkembangan yang sangat pesat dari segala aspek. Berikut ini disajikan dari 3 aspek, yaitu :
Pertama, perkembangan kognitif dalam tahap ini berkembang 7 kecerdasan dalam Multiple Intelligences yang dikemukakan oleh gardner (1993), yaitu : kecerdasan linguistic, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan musical, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik-ragawi, kecerdasan intra-pribadi, dan kecerdasan antar pribadi.
 Kedua, perkembangan aspek psikomotor, tahap ini merupakan suatu aspek yang penting . karena perkembangan ini berkaitan dengan tingkah laku dari siswa tersebut.
Ketiga, perkembangan afektif, tahap ini meliputi emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Bloom (brown, 2000) memberikan definisi tentang ranah afektif yang terbagi atas lima tatanan  afektif yang implikasinya dalam siswa SMP kurang lebih sebagai berikut : (1) sadar akan situasi, denomena, masyarakat, dan objek sekitar; (2) responsive terhadap stimulus-stimulus di lingkungan mereka; (3) bisa menilai; (4) sudah mulai mengorganisir nilai-nilai dalam suatu system, dan menentukan hubungan antara nilai-nilai yang ada; (5) sudah mulai memiliki karakteristik dan mengetahui karakteristik tersebut dalam bentuk system nilai.

C.     Periode Sekolah Menengah Atas (SMA)
Aspek perubhan-perubahan bersifat universal pada masa remaja atau saat SMA yaitu : (1) meningginya emosiyang intensitasnya tergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis; (2) perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dimainkan, menimbulkan masalah baru; (3) dengan berubahnya minat dan pola perilaku, nilai-nilai juga berubah, dan (4) sebagian besar remaja bersikap mendua terhadap setiap perubahan. Semua ini akhirnya berdampak pada 3 aspek yaitu :

Pertama, perkembangan aspek kognitif berkaitan dengan kemampuan mengingat dan menyelesaikan masalah. Pada usia remaja ini mendekati efisiensi intelektual yang maksimal, akan tetapi karena kekurangannya pengalaman sehingga membatasi pengetahuan dan kecakapannya untuk memanfaatkan apa yang diketahui. Mereka mungkin sedikit kesulitan memahami konsep abstrak, dan mungkin mereka tidak bisa memahami konsep abstrak tersebut sepenuhnya.
 Kedua, perkembangan aspek afektif tahap ini bersangkutan dengan perkembangan dengan perasaan, emosi, dan sikap hati yang menunjukan penerimaan atau penolakan. Perkembangan nilai, moral peserta didik pada usia remaja memiliki warna atau ciri yang khas sesuai dengan karakteristik perkembangannya. Sejumlah penelitian menunjukkan hasil bahwa perkembangan internalisasi nilai-nilai, moral dan sikap banyak terjadi melalui identifikasi dengan orang-orang yang dianggapnya sebagai model atau tokoh yang dia sukai.
 Ketiga, perkembangan aspek psikomotorik yang dilalui peserta didik pada usia SMA memiliki kekhususan yang antara lain ditandai oleh perubahan-perubahan ukuran tubuh, ciri kelamin primer, dan ciri kelamin sekunder. Perkembangan psikomotorik yang dialami peserta didik usia SMA mempengaruhi perkembangan tingkah laku, yang ditampakkan pada perilaku yang canggung dalam proses penyesuaian diri mereka, isolasi diri dari pergaulan, perilaku emosional, dan lain-lain.
D.     Mengembangkan Profil Siswa
Masing-masing pelajar sama uniknya dengan sidik jari. Lahir dengan kecenderungan dan kemampuan-kemampuan fisik bawaan, masing-masing anak memiliki pengalaman yang membentuk otak menjadi suatu mesin pembelajaran, dengan kemampuan istimewanya sendiri untuk menerjemahkan dan memproses dunia. Ditambah dengan kemampuan-kemampuan kognitif, kita juga masing-masing juga mengembangkan apa yang dinamakan sebagai emotional threshold (emosi ambang pintu). Berdasarkan  pada kepribadian kita, sensitivitas kita, dan factor-faktor stress dalam kehidupan kita, kita mengembangkan suatu batasan seberapa besar tekanan, kekacauan, dan kerancuan  yang bisa kita tangani tanpa masuk kedalam tanggapan yang refleksif.
Misalkan dalam ruang kelas seorang guru atau pendidik memandang tajam dan bersuara keras untuk memerintahkan seorang murid (membentaknya). Maka seorang murid mungkin hatinya akan kacau dan mungkin akan bercerita pada kepada orang tuanya. Misalkan apabila memberi perintah dengan membuat senyum atau tertawa maka itu akan berbeda dan sama sekali tidak akan mengacaukan suasana hati dari peserta didik.
Kita harus mengetahui ambang atau batasan emosi dari peserta didik kita. Pendidik akan merasa lebih memahami mereka, dan dapat secara efektif mengembangkan mereka. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan cara mencatat profil atau sifat yang dominan dari siswa dalam 1 pekan.

              VI.            Manfaat Mempelajari Perkembangan Peserta Didik
Dalam setiap perkembangan manusia mempunyai karakteristik yang khas dan tugas-tugas perkembangan yang bermanfaat sebagai petunjuk arah perkembangan yang normal. Tugas-tugas perkembangan tersebut juga sangan berhubungan dengan pendidikan yang diterima oleh individu. Pendidikan menentukan tugas apakah yang dapat dilaksanakan seseorang pada masa-masa tertentu.
Bagi para pendidik dengan berbagai macam peran yang sudah ada, harapannya adalah dapat mengetahui dan memahami perkembangan dan karakteristik peserta didik. Hal ini sangatlah penting karena “transfer of learning” dalam proses belajar mengajar dapat tersampaikan dan dapat diterima oleh peserta didik dengan baik. Dengan memahami perkembangan peserta didik tersebut, para pendidik dapat menggunakan teknik-teknik yang tepat untuk mempelajari kemampuan, minat, dan tingkat persiapan belajar peserta didik. Selain itu juga mampu mempertimbangkan bermacam-macam prosedur mengajar, serta mampu menganalisi dan meneliti cara belajar, kekuatan dan kelemahan belajar dari para peserta didiknya,





Secara umum, manfaat mempelajari perkembangan peserta didik dapat dirasakan oleh pendidik dan perserta didik :

A.     Bagi Pendidik
                                                                           i.      Memberikan gambaran tentang perkembangan Manusia sepanjang rentang kehidupan beserta faktor-faktor  yang mempengaruhinya, yang meliputi aspek fisik, intelektual, emosi, sosial, dan moral.
                                                                         ii.      Memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik.

B.     Bagi Peserta Didik
                                                                           i.      Memiliki pengetahuan konsep-konsep perkembangan peserta didik sebagai individu maupun mahluk sosial dalam menjalani tahapan perkembangan dari pranata hingga lanjut usia.
                                                                         ii.      Mampu menerapkan pengetahuan yang dimilki dalam proses pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangannya.












BAB III
Kesimpulan
Pada dasarnya dan tidak bisa dipungkiri bahwa Perkembangan dari Peserta didik merupakan hal yang krusial. Perkembangan peserta didik pada tahap usia SD, SMP, dan SMA berbeda beda, jadi pendidik harus tahu dan menegerti metode apa yang harus dia pakai untuk menyampaikan suatu konsep.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Mempelajari Peserta Didik dan juga memahaminya mempunyai menfaat bagi guru sebagai pendidik dan Siswa sebagai Peserta didik. Perkembangan peserta didik bisa dilihat dari aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotori.
Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik itu berbeda, dimana pertumbuhan peserta didik itu hanya lebih fokus pada pertumbuhan fisik dari peserta didik, tetapi apabula perkembangan peserta didik itu dilihat dari perubahan daya pikir, emosi, dan kecerdasannya.












Daftar Pustaka
Dwi Siswoyo,dkk. 2011. ILMU PENDIDIKAN. Yogyakarta: UNY Press
Rita Eka Izzaty, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNYpress
Nazarudin. 2007. Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta: Teras
Nasution, S. 2011. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Kaufeldt, Martha. 2008. Wahai Guru Ubahlah Cara Mengajarmu (terj. Hendarto Raharjo). Jakarta: Indeks